Pada tahun 2020, pejabat Jepang menyambut kemenangan Joe Biden dengan rasa khawatir. Mereka merasa cemas akan kemungkinan kembalinya keterlibatan dengan China di bawah pemerintahan Demokrat setelah strategi konfrontatif yang diterapkan oleh Donald Trump. Namun, kekhawatiran tersebut ternyata tidak terbukti.
Di bawah kepemimpinan Joe Biden, kerja sama keamanan antara Jepang dan Amerika Serikat berkembang pesat. Kedua negara meningkatkan latihan militer bersama, memperdalam pertukaran informasi intelijen, dan lebih baik dalam mengintegrasikan angkatan bersenjata mereka. Selain itu, mereka juga bekerja lebih erat dengan sekutu-sekutu Amerika lainnya di kawasan tersebut, dengan tujuan yang jelas yaitu untuk mencegah agresi dari China.
Namun, keputusan Biden untuk membatalkan kesepakatan dengan Nippon Steel sebagai salah satu tindakan terakhirnya sebelum meninggalkan jabatannya, memicu reaksi tajam di Jepang. Keputusan ini bisa memiliki dampak ekonomi yang signifikan bagi kedua negara.
Jepang, sebagai salah satu sekutu terdekat Amerika, berharap untuk menjaga hubungan baik, terutama dalam hal keamanan dan ekonomi. Namun, keputusan mendadak ini menunjukkan tantangan yang ada dalam hubungan bilateral.
Dengan situasi ini, banyak pihak di Jepang yang mulai mempertanyakan arah kebijakan luar negeri Amerika Serikat di bawah Biden, terutama menjelang akhir masa jabatannya yang mungkin meninggalkan kesan negatif bagi hubungan Jepang-Amerika.
Masyarakat Jepang dan pengamat internasional kini menantikan langkah-langkah selanjutnya dari pemerintahan baru yang akan datang dan bagaimana hal ini akan mempengaruhi hubungan mereka dengan salah satu kekuatan terbesar di dunia.