Jakarta, 11 Januari 2025 - K-drama berjudul "When the Phone Rings" telah menuai banyak kritik dari pengguna media sosial. Beberapa pengguna menyatakan bahwa acara ini membuat referensi yang tidak sensitif dan provokatif terkait konflik antara Israel dan Palestina. Hal ini terutama disoroti oleh penonton yang pro-Palestina, yang merasa bahwa ada narasi Zionis yang disisipkan oleh pembuat acara.
Acara ini ditayangkan perdana di Netflix pada 22 November 2024, dan merupakan sebuah thriller politik yang menceritakan tentang seorang politikus yang sedang naik daun. Namun, kontroversi muncul setelah episode terakhir musim pertama yang ditayangkan pada 4 Januari 2025. Dalam episode tersebut, terdapat beberapa cuplikan yang menyebutkan tempat-tempat bernama "Paltima" dan "Izmael". Banyak penonton yang segera mengaitkan nama-nama ini dengan Palestina dan Israel.
Salah satu cuplikan dari episode tersebut menunjukkan seorang reporter di televisi yang melaporkan, "Serangan udara yang sedang berlangsung di Paltima terjadi di Izmael di mana warga negara Korea diculik oleh militan bersenjata." Cuplikan ini memicu reaksi luas di media sosial, terutama di TikTok, dengan banyak komentar yang mengungkapkan ketidakpuasan terhadap isi acara tersebut.
Masyarakat menganggap bahwa saluran MBC, yang menayangkan acara ini, telah "memutarbalikkan fakta" mengenai perang Israel di Gaza. Perang ini telah mengakibatkan lebih dari 45.000 orang tewas. Menurut laporan terbaru dari badan PBB yang menangani pengungsi Palestina, sekitar 1,9 juta orang telah mengungsi di Gaza sejak Oktober 2023, dan sekitar 7.700 bayi baru lahir di Jalur Gaza tidak mendapatkan akses ke perawatan yang menyelamatkan jiwa.
Kontroversi ini menunjukkan betapa sensitifnya isu-isu politik dan kemanusiaan yang terjadi di seluruh dunia. Banyak penonton berharap agar para pembuat film dan acara televisi dapat lebih berhati-hati dalam menyampaikan pesan yang berkaitan dengan konflik yang sedang berlangsung.