Pada tanggal 10 Januari 1966, terjadi sebuah gerakan demonstrasi besar-besaran yang dikenal dengan nama Tritura atau Tiga Tuntutan Rakyat. Gerakan ini dilakukan oleh para mahasiswa yang merasa prihatin dengan situasi politik dan ekonomi Indonesia yang semakin memburuk. Dalam aksi tersebut, mereka menyampaikan tiga tuntutan utama kepada Presiden Soekarno.
Tuntutan pertama adalah bubarkan Partai Komunis Indonesia (PKI). Para demonstran berpendapat bahwa pemerintah lambat dalam mengambil sikap terhadap PKI, terutama setelah terjadinya peristiwa Gerakan 30 September (G30S) yang melibatkan banyak tokoh komunis. Masyarakat merasa khawatir karena banyak tokoh PKI yang masih menduduki posisi penting dalam kabinet pemerintahan.
Tuntutan kedua adalah rombak Kabinet Dwikora. Mahasiswa menilai bahwa pemerintah tidak mampu menjaga kestabilan politik, ekonomi, dan sosial. Menurut mereka, Presiden Soekarno lebih fokus pada masalah perebutan Irian Barat dan konfrontasi dengan Malaysia, sehingga mengabaikan masalah dalam negeri yang semakin parah.
Tuntutan ketiga adalah turunkan harga. Kebijakan ekonomi yang diambil oleh pemerintah dinilai tidak tepat dan menyebabkan kondisi ekonomi semakin memburuk. Banyak barang kebutuhan pokok mengalami kenaikan harga yang signifikan, sehingga menyulitkan kehidupan sehari-hari masyarakat.
Gerakan Tritura merupakan salah satu momen penting dalam sejarah Indonesia. Tuntutan-tuntutan tersebut menjadi suara rakyat yang mendesak pemerintah untuk mengambil langkah cepat. Aksi ini mencerminkan harapan masyarakat untuk perubahan yang lebih baik dalam kehidupan politik dan ekonomi di negara ini. Dalam sejarahnya, Tritura menjadi simbol perjuangan rakyat untuk mendapatkan keadilan dan kesejahteraan.