Setelah tiga bulan berlalu sejak pemilihan umum yang dipenuhi kecurangan di Mozambik, Venâncio Mondlane, kandidat oposisi yang populer, mengklaim bahwa ia telah ditipu dari kemenangan oleh partai Frelimo yang telah berkuasa selama setengah abad. Dalam periode ini, Mondlane memilih untuk berada dalam pengasingan sendiri.
Pada hari Kamis mendatang, Mondlane berencana untuk kembali ke tanah airnya dan secara informal mengangkat dirinya sebagai presiden. Tindakan ini diharapkan dapat menjadi simbol perlawanan terhadap pemerintah yang ada.
Protes yang muncul akibat pemilihan yang dianggap tidak adil ini telah berkembang menjadi pemberontakan rakyat melawan Frelimo. Menanggapi aksi protes ini, aparat keamanan telah menggunakan kekerasan yang semakin meningkat, dan banyak yang berspekulasi bahwa Frelimo mungkin menciptakan kekacauan sebagai alasan untuk melakukan penindasan lebih lanjut.
Pembangkangan terhadap pemerintah ini menunjukkan ketidakpuasan yang mendalam di kalangan masyarakat Mozambik terhadap kondisi politik yang ada. Banyak warga yang merasa suara mereka tidak didengar dan hak-hak mereka diabaikan.
Kembalinya Mondlane diharapkan membawa harapan baru bagi mereka yang menginginkan perubahan. Namun, banyak yang juga khawatir tentang kemungkinan kekerasan yang lebih besar jika pihak keamanan bertindak lebih agresif setelah kedatangannya.
Saat ini, situasi di Mozambik tetap tegang, dan banyak yang menantikan apa yang akan terjadi setelah Mondlane kembali. Apakah ia akan mampu membawa perubahan yang diinginkan oleh rakyat, atau justru akan menghadapi tantangan yang lebih besar dari pemerintah Frelimo? Hanya waktu yang akan menjawab.
Gambar: AFP