Madrid, Spanyol – Perdana Menteri Spanyol, Pedro Sanchez, mengkritik miliarder Elon Musk karena dianggap mencampuri politik Eropa dan merusak demokrasi. Pernyataan ini disampaikan dalam sebuah acara untuk memperingati 50 tahun kematian diktator Francisco Franco.
Sanchez menyatakan bahwa, "Kanan internasional yang telah kita lawan di Spanyol selama bertahun-tahun, yang dalam hal ini dipimpin oleh orang terkaya di planet ini, secara terbuka menyerang institusi kita, memicu kebencian, dan mendukung para pewaris Nazisme di Jerman." Meskipun tidak menyebut nama Musk secara langsung, jelas bahwa kritik ini ditujukan kepada pendiri Tesla dan SpaceX tersebut.
Kemarahan Musk terhadap situasi di Spanyol dimulai minggu lalu ketika ia mengomentari sebuah artikel di X yang menyebutkan bahwa sebagian besar vonis pemerkosaan di wilayah Catalonia dilakukan oleh imigran. Komentar tersebut dipandang sebagai bentuk campur tangan dalam urusan politik Spanyol, yang membuat Sanchez merasa perlu untuk mempertahankan integritas demokrasi negaranya.
"Demokrasi itu rapuh dan menghadapi ancaman yang eksistensial," tegas Sanchez. Ia menambahkan bahwa sejarah mengajarkan kita bahwa kebebasan tidak pernah bisa dianggap telah sepenuhnya dimenangkan.
Pernyataan Sanchez ini datang di tengah kekhawatiran yang lebih luas mengenai campur tangan Musk dalam urusan politik Eropa. Selain Spanyol, Musk juga telah membuat pemimpin Eropa lainnya, termasuk Perdana Menteri Inggris Keir Starmer dan Kanselir Jerman Olaf Scholz, merasa terganggu dengan komentarnya.
Musk, yang dikenal dengan pernyataan kontroversial di media sosial, tampaknya tidak hanya memicu reaksi di Spanyol, tetapi juga di negara-negara lain di Eropa. Ketegangan ini menunjukkan bagaimana pengaruh seorang individu dapat menyentuh isu-isu yang lebih besar dalam konteks politik global.