Pada hari Selasa, Donald Trump, mantan Presiden Amerika Serikat, menyatakan bahwa ia tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan kekuatan militer atau perang ekonomi dalam upayanya untuk mendapatkan Greenland dan Terusan Panama. Pernyataan ini menimbulkan banyak pertanyaan dan kekhawatiran di kalangan para pengamat politik.
Sejarah mungkin tidak akan memaafkan Trump jika ia mencoba mengambil Greenland dari Denmark dengan cara yang memaksa. Tindakan semacam itu berpotensi membuat Amerika Serikat kehilangan teman-teman di dunia internasional. Menggunakan kekuatan untuk memaksa suatu negara menyerahkan wilayahnya dianggap sebagai tindakan bullying, yang dapat merusak citra Amerika di mata negara lain.
Namun, ada sisi lain yang perlu dipertimbangkan. Provokasi yang dilakukan Trump bisa jadi sangat tidak bijaksana, karena jika ada kesepakatan untuk membeli Greenland dengan cara yang baik dan sukarela, hal tersebut bisa menjadi "deal of the century" atau kesepakatan terbesar abad ini.
Jika kesepakatan itu terwujud, ia bisa meningkatkan keamanan Amerika Serikat dan mungkin juga negara-negara sekutunya di NATO. Dengan demikian, kekuatan-kekuatan otoriter di dunia bisa merasa tertekan. Selain itu, pembelian tersebut juga bisa memberikan manfaat bagi warga Greenland, yang bisa mendapatkan keuntungan besar dan seharusnya memiliki suara dalam keputusan tersebut.
Lalu, sebenarnya berapa nilai Greenland? Pertanyaan ini menjadi menarik untuk dipelajari lebih lanjut. Banyak faktor yang mempengaruhi nilai suatu wilayah, termasuk sumber daya alam, lokasi strategis, dan potensi ekonomi. Greenland memiliki banyak sumber daya alam yang belum sepenuhnya dimanfaatkan, sehingga ada kemungkinan nilai ekonominya cukup tinggi.
Diskusi tentang Greenland tetap berlanjut, dan masyarakat dunia terus memantau langkah-langkah yang diambil oleh Trump.
Donald Trump Greenland terusan Panama pembelian kekuatan militer