McDonald's, salah satu restoran cepat saji terbesar di dunia, mengumumkan bahwa mereka akan mengkaji ulang beberapa praktik keberagaman mereka. Keputusan ini diambil setelah Mahkamah Agung Amerika Serikat mengeluarkan putusan pada tahun 2023 yang melarang tindakan afirmatif dalam penerimaan mahasiswa di perguruan tinggi.
Pada tanggal 7 Januari, McDonald's menyatakan bahwa "perubahan dalam hukum" setelah keputusan Mahkamah Agung dan tindakan perusahaan lain mendorong mereka untuk meninjau kembali kebijakan mereka sendiri.
Perubahan kebijakan ini mencakup beberapa hal, antara lain berhenti meminta pemasok untuk berkomitmen pada target keberagaman, kesetaraan, dan inklusi (DEI). Mereka juga menghentikan partisipasi dalam survei eksternal yang mengukur keberagaman perusahaan, serta mengganti nama komite keberagaman mereka.
Keputusan McDonald's ini mengikuti langkah serupa dari beberapa merek ternama lainnya, seperti Ford, John Deere, Harley-Davidson, dan Jack Daniel's. Merek-merek ini juga mulai memikirkan kembali program untuk mendukung kelompok minoritas, seiring dengan menurunnya dukungan terhadap kebijakan progresif.
Tindakan afirmatif adalah kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan partisipasi kelompok yang kurang terwakili dalam berbagai bidang, termasuk pendidikan dan pekerjaan. Namun, dengan adanya keputusan Mahkamah Agung, banyak perusahaan mulai merasakan dampak dari perubahan tersebut.
McDonald's kebijakan keberagaman Mahkamah Agung tindakan afirmatif perusahaan