Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengumumkan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk tahun 2024 mengalami defisit sebesar Rp507,8 triliun. Angka ini setara dengan 2,29% dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.
Sri Mulyani menjelaskan bahwa meskipun terjadi defisit, kondisi tersebut masih dapat dianggap terkendali. Hal ini terjadi di tengah gejolak global yang mempengaruhi perekonomian sepanjang tahun 2024. Ia juga menekankan bahwa kinerja APBN tahun ini akan menjadi modal yang kuat untuk APBN di tahun 2025 mendatang.
Dari data yang dipaparkan, realisasi sementara pendapatan negara sepanjang tahun 2024 mencapai Rp2.842,5 triliun, yang menunjukkan pertumbuhan sebesar 2,1% dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, total penerimaan pajak hanya mencapai Rp1.932,4 triliun, yang berarti baru mencapai 97,2% dari target yang telah ditetapkan sebesar Rp1.988,9 triliun.
Wakil Menteri Keuangan, Anggito Abimanyu, menyebutkan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi penerimaan pajak adalah Pajak Penghasilan (PPh) dari sektor migas. Penerimaan dari sektor ini tercatat hanya mencapai Rp65,1 triliun, mengalami penurunan sebesar 5,3% dibandingkan dengan tahun lalu.
Meskipun ada beberapa sektor yang menunjukkan penurunan, Anggito optimis bahwa kinerja penerimaan pajak di semester kedua tahun 2024 menunjukkan perkembangan yang positif. Hal ini sejalan dengan pemulihan ekonomi global dan peningkatan harga komoditas yang lebih stabil.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai pembahasan ini, pemirsa dapat menyaksikan program Market Review yang dipandu oleh Prasetyo Wibowo. Program ini akan ditayangkan pada hari Selasa, 7 Januari 2025, pukul 18.30 – 19.00 WIB secara langsung di IDX Channel. Program ini juga dapat disaksikan melalui LIVE STREAMING di www.idxchannel.com dan aplikasi IDX Channel TV yang tersedia di APPS store.