Penjualan mobil listrik di Jerman mengalami penurunan yang signifikan pada tahun 2024. Menurut laporan dari Kraftfahrt-Bundesamt (KBA), hanya sekitar 380.600 kendaraan listrik murni yang baru terdaftar sepanjang tahun ini. Ini merupakan penurunan lebih dari 25% dibandingkan tahun sebelumnya.
Sebagian besar mobil yang terdaftar adalah mobil berbahan bakar bensin, dengan persentase mencapai 35,2%. Di posisi kedua adalah mobil hybrid yang menyumbang 33,6%, diikuti oleh mobil diesel yang mencapai 17,2%. Sementara itu, mobil plug-in hybrid hanya menyumbang 6,8% dari total penjualan.
Menurut Constantin Gall, seorang ahli mobilitas dari perusahaan konsultasi EY, penurunan permintaan mobil listrik ini disebabkan oleh berakhirnya subsidi pemerintah yang mendukung pembelian mobil listrik. Subsidi ini dihentikan secara mendadak pada akhir tahun 2023 setelah keputusan pengadilan konstitusi federal Jerman, yang mengejutkan banyak pihak.
Selain hilangnya subsidi, para ahli juga mencatat bahwa tingginya harga mobil listrik menjadi faktor penghambat. Saat ini, di Jerman, hanya ada tiga model mobil listrik yang dijual dengan harga di bawah 30.000 Euro. Hal ini menjadi perhatian serius, terutama ketika ADAC, sebuah organisasi otomotif, mengkritik harga tinggi ini dalam pertemuan dengan Kanselir Jerman, Olaf Scholz, pada akhir November lalu.
Dengan kondisi ini, masa depan pasar mobil listrik di Jerman menjadi semakin tidak pasti. Banyak pihak berharap agar pemerintah dapat mempertimbangkan kembali kebijakan subsidi untuk mendukung pertumbuhan pasar mobil listrik yang lebih baik di tahun-tahun mendatang.