Pesawat Jeju Air dengan nomor penerbangan 2216 mengalami kecelakaan saat mendarat di sebuah bandara di Korea Selatan. Pesawat tersebut tergelincir ke lereng di luar landasan pacu dan terbakar. Kejadian ini tampak sangat mengerikan, dan sulit dipercaya bahwa ada penumpang yang selamat.
Namun, secara ajaib, dua awak kabin berhasil selamat dari insiden tersebut. Penyelidik yang mengevaluasi kemungkinanan selamat dalam kecelakaan pesawat biasanya mempertimbangkan lima faktor. Faktor-faktor ini meliputi: integritas pesawat, efektivitas sabuk pengaman, gaya gravitasi (G-forces) yang dialami penumpang dan awak, kondisi di dalam pesawat, dan faktor pasca kecelakaan seperti kebakaran atau asap.
Dua awak kabin yang selamat dari kecelakaan pesawat Boeing 737-800 ini duduk di bagian belakang pesawat, yang merupakan satu-satunya bagian pesawat yang masih utuh setelah kecelakaan. Ini membuat mereka menjadi bagian dari daftar pendek di antara bencana penerbangan terburuk yang pernah terjadi.
Selama delapan dekade terakhir dalam perjalanan komersial, hanya ada 17 kecelakaan lain di mana pesawat yang membawa 80 penumpang atau lebih meninggalkan satu atau dua orang selamat. Data ini dikumpulkan oleh Flight Safety Foundation, sebuah organisasi nirlaba internasional yang menyediakan panduan keselamatan di bidang penerbangan.
Kisah selamatnya dua awak kabin ini menjadi sorotan dan menimbulkan rasa ingin tahu tentang bagaimana mereka bisa selamat dalam situasi yang sangat berbahaya. Meskipun banyak yang tidak selamat, keberanian dan ketahanan mereka menjadi inspirasi bagi banyak orang.