Pasukan Ukraina telah memulai serangan baru di wilayah Kursk, Rusia, setelah serangan kejutan mereka ke wilayah tersebut tahun lalu. Serangan ini menjadi perhatian dunia karena berlangsung di tengah konflik yang sudah hampir tiga tahun.
Andriy Yermak, kepala kantor kepresidenan Ukraina, menyatakan di Telegram, "Wilayah Kursk, berita baik: Rusia mendapatkan apa yang layak mereka terima." Pernyataan ini menunjukkan semangat dan optimisme Ukraina dalam menghadapi situasi ini.
Menurut kementerian pertahanan Rusia, Ukraina menggunakan dua tank, belasan kendaraan lapis baja, dan satu unit penghancur dalam serangan mendekati desa Berdin. Ini menunjukkan bahwa Ukraina telah mempersiapkan diri dengan baik untuk ofensif ini.
Serangan kali ini adalah yang kedua kalinya dilakukan Ukraina di wilayah Kursk, setelah serangan sebelumnya pada bulan Agustus tahun lalu. Meskipun serangan pertama berjalan cukup kuat, Rusia berhasil merebut kembali hampir setengah dari wilayah yang diduduki dengan bantuan tentara dari Korea Utara.
Situasi ini terjadi pada saat yang sangat penting dalam konflik tersebut. Kedua belah pihak berusaha memperkuat posisi mereka menjelang kembalinya Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, ke Gedung Putih pada tanggal 20 Januari mendatang. Keputusan dan kebijakan yang diambil oleh Trump bisa mempengaruhi arah konflik ini di masa depan.
Konflik antara Ukraina dan Rusia telah menyebabkan banyak kerugian dan penderitaan bagi kedua belah pihak. Dengan serangan baru ini, Ukraina berharap dapat mempengaruhi negosiasi yang akan datang dan menunjukkan kekuatan mereka di medan perang.