Setelah sekitar tiga bulan sejak kemenangan pemilihan partai kanan, FPÖ, di Austria, upaya untuk membentuk pemerintahan baru tanpa partai tersebut telah gagal. Kanselir dan pemimpin Partai Konservatif (ÖVP), Karl Nehammer, mengumumkan bahwa ia telah menghentikan pembicaraan dengan Partai Sosial Demokrat (SPÖ).
Dalam pengumumannya, Nehammer juga menyatakan bahwa ia akan mengundurkan diri sebagai kepala pemerintahan dan pemimpin partai dalam beberapa hari ke depan. Ini adalah langkah besar yang menunjukkan ketidakpastian dalam politik Austria saat ini.
Nehammer sebelumnya telah menolak untuk membentuk koalisi dengan FPÖ yang dipimpin oleh Herbert Kickl. Namun, beberapa anggota dari sayap ekonomi ÖVP lebih memilih untuk bekerja sama dengan FPÖ daripada dengan SPÖ. Kini, ada kemungkinan bahwa ÖVP akan memilih pemimpin baru yang bersedia bernegosiasi dan bekerja sama dengan FPÖ.
Jika ini terjadi, ÖVP akan menjadi mitra junior dalam pemerintahan, karena Kickl, sebagai pemenang pemilihan, akan mengklaim posisi sebagai kanselir.
Saat ini, banyak spekulasi mengenai siapa yang akan menggantikan Nehammer. Media Austria melaporkan bahwa mantan kanselir Sebastian Kurz, yang sebelumnya mundur dari politik pada tahun 2021 karena penyelidikan korupsi yang masih berlangsung, mungkin akan kembali sebagai pemimpin ÖVP. Namun, Kurz membantah semua tuduhan yang diarahkan kepadanya.
Selain Kurz, Wolfgang Hattmannsdorfer, yang menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Kamar Ekonomi Austria, juga dianggap sebagai calon kuat pengganti Nehammer. Selain itu, media juga menyebutkan nama Karoline Edtstadler, Menteri Uni Eropa, sebagai kemungkinan pemimpin ÖVP. Namun, Edtstadler sebelumnya menyatakan bahwa ia tidak ingin mengambil posisi dalam pemerintahan baru dan berencana untuk mundur dari politik puncak.
Krisis politik ini menunjukkan ketidakpastian di Austria, dan banyak pihak menunggu perkembangan selanjutnya terkait siapa yang akan memimpin negara ini di masa depan.