Di negara-negara kaya, terdapat pergeseran perilaku yang menarik antara generasi muda dan generasi tua. Anak-anak muda saat ini lebih sering menghabiskan waktu dengan ponsel mereka dan mengalami kecemasan yang lebih tinggi dibandingkan generasi sebelumnya. Meskipun mereka lebih jarang menggunakan obat terlarang atau berpesta secara sembrono, generasi tua tampaknya tidak kehilangan semangat untuk bersenang-senang.
Generasi tua, yang terdiri dari para kakek dan nenek, berasal dari era di mana seks, narkoba, dan musik rock menjadi bagian dari gaya hidup mereka. Kini, saat mereka memasuki masa pensiun, banyak dari mereka yang tetap mempertahankan kebiasaan lama ini. Hal ini menimbulkan beberapa tantangan baru bagi masyarakat.
Dengan meningkatnya jumlah lansia yang berpesta, layanan publik seperti kesehatan dan sosial mulai kewalahan. Kakek-nenek yang menggunakan obat-obatan atau terlibat dalam perilaku hedonis menjadi perhatian bagi pemerintah dan masyarakat. Mereka tidak hanya mempengaruhi kebijakan nasional, tetapi juga berkontribusi pada masalah sosial yang semakin meningkat.
Dalam konteks ini, penting untuk memahami mengapa kebiasaan lama generasi tua ini tidak mungkin mati dengan cepat. Banyak dari mereka merasa bahwa hidup adalah untuk dinikmati dan tidak ingin kehilangan semangat yang mereka miliki selama masa muda mereka. Ini menciptakan kontras yang tajam dengan sikap generasi muda yang lebih memilih untuk menghindari risiko dan memilih kenyamanan dalam teknologi.
Dalam beberapa tahun ke depan, kita mungkin akan melihat dampak lebih besar dari perilaku ini terhadap masyarakat. Apakah generasi tua akan terus membebani sistem atau akan ada perubahan sikap yang lebih positif? Hanya waktu yang akan menjawabnya.