Setelah insiden kekerasan pada malam tahun baru, semakin banyak orang yang mendukung larangan penggunaan petasan. Sebuah petisi yang diluncurkan oleh Serikat Pekerja Polisi (GdP) Berlin telah mengumpulkan lebih dari 400.000 tanda tangan hingga hari Jumat. GdP menyatakan, "Tidak ada jalan lain selain larangan petasan secara nasional. Apa yang kami alami pada malam tahun baru lalu sudah melampaui batas."
Kekerasan yang besar terhadap petugas polisi dan pemadam kebakaran, serta penggunaan petasan sebagai senjata terhadap mereka, harus dihentikan. Oleh karena itu, serikat pekerja ini menuntut larangan petasan yang komprehensif di area privat, seperti yang sudah diterapkan di banyak negara lain. Mereka juga meminta larangan penjualan petasan bagi mereka yang tidak berkepentingan secara profesional. "Alih-alih keadaan Sodom dan Gomora di jalanan kita, kita membutuhkan acara yang terorganisir," tambah GdP.
Dalam debat yang sedang berlangsung, Kanselir Jerman, Olaf Scholz dari partai SPD, mendukung adanya aturan yang jelas mengenai penggunaan kembang api dan petasan. "Kita harus memiliki aturan yang jelas tentang jenis kembang api yang dapat digunakan dan bertindak tegas terhadap mereka yang melanggar hukum," kata Scholz saat mengunjungi pemadam kebakaran di Kleinmachnow, Brandenburg, ketika ditanya tentang pendapatnya mengenai larangan petasan.
Menteri Dalam Negeri, Nancy Faeser, juga mendukung penerapan aturan yang lebih ketat dan zona larangan penggunaan petasan. Namun, menurut sudut pandangnya, larangan petasan secara umum tidak proporsional. Seorang juru bicaranya menjelaskan pada hari Jumat bahwa pemerintah sudah memulai langkah untuk memperketat hukum terkait bahan peledak pada bulan Oktober lalu. Faeser menegaskan, "Dengan ini, kami memperketat tindakan terhadap penggunaan bahan peledak dan kembang api berbahaya secara ilegal."
Pada malam pergantian tahun, banyak orang mengalami cedera parah akibat penggunaan kembang api yang sering kali ilegal atau dirakit sendiri. Terdapat banyak kerusakan serius dan bahkan kasus kematian akibat kejadian tersebut.