Breaking News
Ahmed al-Mansour Kembangkan Pengikut di Mesir Setelah Perang Suriah     Hasto Kristiyanto Hadiri Soekarno Run Runniversary 2025     Data Terbaru Ungkap Pemanasan Global Mencapai 1,5°C     Pakar Hukum Laut Indonesia, Prof. Hasjim Djalal, Meninggal Dunia     Pemimpin Arab dan Uni Eropa Bahas Masa Depan Suriah di Riyadh    

Maryam Kamalmaz Mencari Kabar Ayahnya yang Hilang di Suriah

Maryam Kamalmaz, seorang wanita berusia 39 tahun, telah berjuang selama beberapa minggu terakhir untuk mencari tahu kabar tentang ayahnya yang hilang lebih dari tujuh tahun lalu di Damascus, Suriah. Ayahnya, Majd Kamalmaz, adalah seorang psikoterapis berkewarganegaraan ganda Suriah-Amerika yang diduga tewas akibat penahanan oleh pemerintah Bashar al-Assad.

Delapan bulan yang lalu, Maryam dan keluarganya diberitahu oleh pemerintah AS bahwa ayahnya kemungkinan besar sudah meninggal. Berita ini sangat menghancurkan bagi keluarga Maryam, namun juga memberikan sedikit ketenangan setelah bertahun-tahun tidak menemukan jejak ayahnya.

"Meskipun tidak ada jenazah, tidak ada DNA, hanya informasi dari mulut ke mulut bahwa [pemerintah AS] percaya dia sudah meninggal," kata Maryam kepada Middle East Eye. "Tentunya, sulit untuk menerima informasi itu, tetapi di sisi lain, itu memberi saya semacam penutupan. Saya bisa menutup bab yang penuh ketidakpastian ini."

Namun, keadaan Maryam kembali tidak menentu setelah para pemberontak Suriah meluncurkan serangan mengejutkan selama 11 hari yang berhasil menggulingkan pemerintahan Assad pada 8 Desember. Pada awal pengambilalihan tersebut, Maryam tidak meragukan bahwa ayahnya sudah meninggal. Namun, seiring berjalannya waktu, ia mulai melihat banyak video dan kesaksian dari keluarga-keluarga Suriah lain yang mengira anggota keluarga mereka telah tewas saat ditahan, tetapi ternyata masih hidup.

Maryam menceritakan, "Saya mendengar tentang kasus di mana keluarga diberikan akta kematian untuk kerabat mereka, tetapi kemudian ditemukan masih hidup di dalam penjara setelah jatuhnya Assad." Dia menambahkan, "Ini adalah keadaan yang sangat membingungkan yang secara aneh menghidupkan kembali harapan kami. Ini memang menghidupkan kembali harapan kami."

Ia mulai menerima telepon dari berbagai tempat yang mengingatkan, "Maryam, jangan menyerah. Teruslah mencari ayahmu. Kamu harus terus berusaha." Meskipun demikian, pencariannya membuatnya kembali ke titik awal, dan ia masih tidak tahu apakah ayahnya masih hidup atau sudah meninggal. Ketidakpastian ini membuatnya tidak bisa tidur di malam hari.

library_books Middleeasteye