Jakarta, 2 Januari 2025 - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah bergerak berlawanan arah di awal tahun ini. Pergerakan ini dipicu oleh sentimen perubahan kebijakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang baru, yaitu 12 persen untuk barang mewah.
IHSG dibuka dengan menguat tipis di level 7.092. Sementara itu, nilai tukar rupiah terlihat melemah, dan diperdagangkan pada angka Rp16.150 per USD (dolar Amerika Serikat) pada pembukaan perdagangan perdana tahun ini.
Menurut analis pasar keuangan, Gunawan Benjamin, perubahan kebijakan PPN tersebut dapat memberikan dampak positif bagi kinerja pasar saham. "PPN 12 persen hanya untuk barang mewah bisa menjadi katalis positif bagi kinerja pasar saham," jelas Gunawan.
Di sisi lain, rilis data inflasi dan sektor manufaktur diharapkan dapat mendukung kenaikan IHSG lebih lanjut. Data-data ini menjadi penting karena dapat memberikan gambaran mengenai kondisi ekonomi saat ini.
Namun, Gunawan juga menekankan bahwa pelaku pasar akan sangat memperhatikan kebijakan ekonomi Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Presiden Trump. Kebijakan tersebut diprediksi akan menentukan arah investasi di tahun ini. Selain itu, pelaku pasar juga menanti rilis data manufaktur AS yang dianggap sebagai tolak ukur kinerja pasar keuangan di negara tersebut.
Dengan adanya berbagai faktor yang memengaruhi, pelaku pasar di Indonesia tetap optimis namun berhati-hati dalam mengambil keputusan investasi mereka di awal tahun ini.