Kota Malang – Kepulan asap dan suara mesin dua tak khas Vespa klasik menggema di kawasan Bundaran Simpang Balapan Kota Malang, pada Minggu (2/11/2025). Ratusan pecinta motor asal Italia itu berkonvoi menuju Kota Batu guna merayakan hari jadi ke-31 komunitas Malang Vespa (Malves), komunitas penggemar dan penghobi Vespa bermesin kanan yang telah berdiri sejak tahun 1994.
Peringatan ulang tahun ke-31 Malves tahun ini digelar secara sederhana namun hangat. Agenda dimulai dengan riding bersama dari Kota Malang menuju Sontoloyo Café, di Kota wisata Batu, yang diakhiri dengan prosesi tumpengan sebagai simbol rasa syukur.
Ketua Umum Malves, Bagaskoro, menjelaskan bahwa perayaan tahun ini merupakan bentuk kesinambungan dari semangat komunitas yang telah eksis lebih dari tiga dekade.
“Tahun ini kita rayakan secara sederhana saja. Riding bareng dan tumpengan di kota wisata Batu. Dulu, Malves jarang bikin acara besar, baru waktu 30 tahun kemarin kita buat acara besar. Biasanya ya sekadar kumpul, riding santai ke Bromo atau tempat wisata sambil bervespa,” jelas Bagaskoro kepada malangraya.pikiran-rakyat.com
Ia menegaskan, meski tanpa kemegahan, perayaan ini menjadi momentum mempererat solidaritas antaranggota dan menjaga nilai kebersamaan yang telah lama menjadi roh komunitas tersebut.
Kegiatan riding dimulai dari Bundaran Simpang Balapan Kota Malang sekitar pukul 16.00 WIB dan berakhir di Sontoloyo Café, Kota Batu, sebagai lokasi puncak perayaan.
Di tempat ini, para anggota Malves melakukan doa bersama dan tumpengan, diikuti dengan sesi ramah-tamah antaranggota lintas generasi, mulai dari anggota senior pendiri hingga anggota muda yang baru bergabung.
Menurut Bagaskoro, tujuan utama perayaan bukan sekadar memperingati usia komunitas, tetapi juga menjaga eksistensi Vespa klasik sebagai warisan otomotif dan budaya urban yang melekat di Kota Malang.
“Vespa itu bukan cuma motor, tapi gaya hidup dan sejarah. Harapan saya, Malves tetap lestari dan bisa mengenalkan Vespa ke generasi muda agar mereka tahu bahwa motor klasik ini punya nilai budaya,” tuturnya.
Ia juga berharap kegiatan-kegiatan komunitas ke depan bisa berkolaborasi dengan sektor pariwisata Kota Malang dan kota wisata Batu, mengingat karakter Vespa yang identik dengan nuansa klasik sangat cocok dengan kawasan heritage Kayutangan.
“Kita ingin nanti bisa riding pendek sambil mengenalkan pariwisata Malang. Kayutangan dengan heritage-nya cocok banget buat Vespa klasik,” tambah Bagaskoro.
Sementara itu Ketua panitia perayaan, Triyo Restiano, menjelaskan bahwa perayaan kali ini menonjolkan kebersamaan antaranggota lintas usia tanpa embel-embel kemewahan.
“Umur kita sudah 31 tahun, jadi memang sudah cukup matang. Tapi konsepnya tetap sederhana, riding dan tumpengan saja. Lokasinya di Sontoloyo karena di sana juga ada teman-teman Malves yang sudah lama jadi bagian keluarga besar kami,” kata Triyo.
Bagi Triyo, kesederhanaan justru menjadi ciri khas komunitas yang selama ini dikenal solid dan tidak pernah kehilangan semangat kekeluargaan.
Kegiatan ini juga mendapat apresiasi dari sejumlah pihak, termasuk Rinto Agung Narimo, owner Sontoloyo Café yang turut menjadi tuan rumah sekaligus sesama penghobi Vespa.
“Saya kagum dengan kekompakan teman-teman Malves. Mereka luar biasa solid. Semoga ke depan Malves makin oke dan terus jadi contoh komunitas otomotif yang positif,” ucap Rinto.
Selain mempererat silaturahmi antaranggota, kegiatan ini juga berdampak positif pada promosi wisata dan ekonomi kreatif di wilayah Kota Batu, karena melibatkan pelaku usaha lokal dan menarik perhatian masyarakat.
Bagi sebagian orang, Vespa mungkin sekadar motor tua dengan suara khas. Namun bagi anggota Malves, Vespa adalah simbol solidaritas, gaya hidup klasik, dan bentuk ekspresi kebersamaan lintas generasi.
“Kalau nanti touring ke Batu atau Kediri, kami siap menyambut,” tambahnya sembari tersenyum.
Perayaan sederhana yang dilakukan komunitas ini menjadi penegas bahwa keberlanjutan sebuah komunitas tak diukur dari kemewahan, melainkan dari kekuatan nilai-nilai yang dijaga yaitu persaudaraan, loyalitas, dan kecintaan pada budaya otomotif klasik.(bim)*