Kota Batu – Lonjakan jumlah pelajar pengguna layanan Angkutan Pelajar Gratis (Apel Gratis) di awal tahun ajaran 2025/2026 menyoroti persoalan serius dalam sistem transportasi pelajar di Kota Batu. Program ini sangat diminati oleh siswa, namun terdapat beberapa tantangan yang harus dihadapi.
Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Batu saat ini hanya memiliki 65 armada untuk melayani semua siswa.
Dengan meningkatnya jumlah pelajar, armada yang ada tidak cukup untuk memenuhi permintaan dari berbagai sekolah.
Hal ini mengakibatkan sopir harus bekerja ekstra dan berimprovisasi agar layanan tetap dapat berjalan dengan baik.
"Jumlah siswa baru bertambah, tapi armada tidak bertambah. Kita terpaksa harus antar jemput lebih dari biasanya." jelas David Ramadhan, Koordinator Apel Gratis Jalur Batu–Songgoriti.
Keterbatasan armada ini membuat proses pengantaran menjadi lebih rumit. Selain itu, siswa baru sering kali belum memahami aturan dalam menggunakan angkutan Apel Gratis.
Mereka cenderung memilih kendaraan atau enggan berbagi tempat duduk, yang pada akhirnya memperlambat pengantaran.
Kekacauan tidak hanya terjadi di pagi hari, tetapi juga saat pulang sekolah. Ketidaktepatan jadwal sekolah menyebabkan sopir harus menunggu lebih lama, sehingga mengganggu ritme antar jemput selanjutnya.
"Kalau anak-anak molor pulangnya, kita kesulitan. Mereka bisa saja ditinggal, tapi sopir pasti disalahkan." tambah David.
Salah satu solusi sementara yang dilakukan adalah dengan mendata ulang pengguna, mencatat jam pulang dari masing-masing sekolah dan estimasi jumlah penumpang harian.
Namun, langkah ini belum cukup tanpa adanya dukungan sistematis dan kebijakan anggaran yang memadai.
Evaluasi menyeluruh dan penambahan unit kendaraan dinilai sebagai kunci keberlanjutan layanan Apel Gratis.
Saat ini, sopir harus melayani hingga empat putaran per hari, melebihi kapasitas ideal maksimal tiga putaran. Kelelahan sopir menjadi isu yang harus diperhatikan demi keselamatan.
"Tanpa tambahan armada, layanan ini sulit berkembang. Padahal antusiasme siswa terhadap transportasi gratis ini sangat tinggi." tegas David.
Namun, penambahan armada bergantung pada Perubahan Anggaran Keuangan (PAK) Pemkot Batu tahun 2025 dan rencana jangka panjang Dishub hingga 2026.
"Proses birokrasi anggaran ini dikhawatirkan memperlambat perbaikan sistem di tengah kebutuhan yang mendesak," tandasnya.
Program Apel Gratis diperkenalkan sebagai solusi ramah lingkungan dan efisien bagi pelajar dari jenjang SD hingga SMA, namun keberhasilannya tidak hanya diukur dari jumlah armada atau pengguna, tetapi juga dari kualitas layanan dan integrasi sistem antarsektor.(gus)*
transportasi pelajar Kota Batu Apel Gratis armada