Breaking News
Aksi Berani di Super Bowl, Bendera Palestina dan Sudan Diterbangkan     Pentingnya Kebiasaan dalam Menentukan Karakter dan Nasib     Dua Wanita Palestina dan Bayi Tewas dalam Serangan Militer Israel     Lebih dari 20.000 Pengungsi Palestina Terpaksa Mengungsi dari Kamp Jenin     Cantik Itu tentang Mencintai Diri Sendiri    

Debat Terbuka Mengenai Pengaruh Lobi Israel di AS

Penulis John Mearsheimer dan Stephen Walt baru-baru ini mengungkapkan pandangan mereka mengenai lobi Israel di Amerika Serikat, dalam sebuah artikel yang memicu banyak reaksi dari masyarakat. Mereka menyatakan bahwa tujuan mereka adalah untuk memulai diskusi tentang topik yang sulit dibicarakan secara terbuka di AS.

Dalam artikel tersebut, Mearsheimer dan Walt menjelaskan bahwa lobi Israel bukanlah sebuah konspirasi rahasia dari orang-orang Yahudi. Mereka menekankan bahwa lobi ini adalah sebuah koalisi longgar dari individu dan organisasi yang tidak memiliki pusat komando. "Lobi ini juga melibatkan orang-orang non-Yahudi dan banyak orang Yahudi-Amerika tidak setuju dengan posisi mereka dalam beberapa isu," jelas mereka. Mereka menolak anggapan bahwa lobi Israel beroperasi secara diam-diam dan menekankan bahwa lobi ini berpartisipasi secara terbuka dalam politik kelompok kepentingan.

Beberapa kritik menyebutkan bahwa Mearsheimer dan Walt cenderung menyalahkan Israel sebagai satu-satunya penyebab anti-Amerikanisme di dunia Arab dan Islam. Namun, mereka menegaskan bahwa dukungan AS terhadap kebijakan Israel di Wilayah Pendudukan adalah salah satu sumber utama anti-Amerikanisme, meskipun bukan satu-satunya alasan. Mereka juga mencatat bahwa Osama bin Laden memiliki banyak keluhan lain terhadap AS selain isu Palestina.

Di sisi lain, penulis mengakui bahwa beberapa pembaca merasa mereka terlalu fokus pada kekurangan moral Israel, tanpa memberi perhatian yang cukup pada negara lain. Mearsheimer dan Walt menjelaskan bahwa fokus mereka pada perilaku Israel disebabkan oleh tingkat dukungan material dan diplomatik yang tinggi yang diterima Israel dari AS. Mereka berusaha menilai apakah Israel layak mendapatkan perlakuan khusus tersebut, dengan berargumen bahwa nilai strategis Israel telah menurun sejak berakhirnya Perang Dingin dan perilakunya tidak lebih baik dibandingkan negara lain.

"Kami tidak mengatakan bahwa keberadaan Israel tidak penting untuk AS," kata mereka. Mereka menekankan bahwa ada alasan moral yang kuat untuk keberadaan Israel dan percaya bahwa AS harus mengambil tindakan untuk menjamin keberlangsungan Israel jika menghadapi bahaya. Kritik mereka lebih ditujukan kepada kebijakan Israel dan hubungan khusus AS dengan Israel, bukan pada keberadaan negara itu sendiri.

library_books Konstituen